Wednesday, February 18, 2015

Tibet - Everest #Day 7

Hi Selamat Malam semuanya, uda lama banget yah gue ga ngelanjutin ceritanya, kalian pasti uda lama juga nunggu tulisan gue yah ? Iya-in aja yah please !



Anyway, masih suka pergi nonton bioskop sendiri ga ? atau jangan-jangan uda ada yang nemenin neh ?

cieeee...yang uda mulai terbiasa ditemenin nonton sama papa mamanya

Oh iya ini gue mau ngelanjutin hari ke - 7 gue menuju Everest, kalau sebelumnya gue bercerita mengenai kemegahan Potala Palace, Hidung gue yang mimisan karena ketinggian extreme, sampai kesabaran gue menunggu si gebetan membalas bbm gue di hari ketiga.

Kali ini gue akan menceritakan lo sebuah keindahan dunia yang Tuhan ciptakan bernama Yamdrok Lake, supaya kamu juga tahu bahwa keindahan ciptaan Tuhan itu bukan cuma kamu aja

#EAAKKKK !!!!


Hari ini gue cek out dari hostel untuk menuju Shigatse, kota perhentian terakhir sebelum Everest Basecamp, pkl 7.30 gue sudah harus bersiap di meeting point, Saran gue adalah pastikan kalian duduk di bangku terdepan di samping pak supir, karena kalian akan di anugerahi dengan pemandangan gunung diselimuti awan putih yang semakin membuat hari kalian berwarna sama seperti pada saat kalian menerima balasan sms dari dia.

Jam 10.00 gue sudah sampai di lereng pegunungan, dan sejauh mata memandang, gue melihat seorang kakek tua yang nampak sedang mengelus binatang dengan bulu yang sangat tebal, sebesar domba tapi bentuknya seperti anjing, setelah gue berusaha mendekat, dan gue pun berbahagia karena akhirnya gue berhasil menemukan Tibetan Mastiff, Ras anjing Tibetan yang diplot sebagai Anjing TERMAHAL DI DUNIA, dengan harga mencapai Rp.20.000.000.000,- Anjing yang dujuluki Door Guard karena perannya sebagai penjaga kuil pada zaman terdahulu di yakini sudah termasuk spesies langka, karena jumlahnya terus berkurang, sama kaya Cewe Cantik, yang baik dan masih Single, Semakin sulit di temukan semenjak eranya Panji Manusia Millenium..Ngehe memang

Kalau kencing aja bayar, apalagi foto sama spesies langka ini, lo diminta untuk merogoh kocek sebesar 20 Yuan,
Disini gue juga menyempatkan berfoto dengan kambing yang juga memiliki bulu yang lebat, dan gue beranalogi bahwasanya hewan disini secara natural mempunyai bulu yang lebat untuk melindungi diri mereka dari dinginnya tatapan mantan kamu saat ngeliat kamu jalan dengan pacar yang baru, eh ga deng, dinginnya pegunungan Himalaya maksudnya.


Waktu yang singkat membuat gue ga punya waktu untuk mengenal lebih dalam si mastiff, karena setelah ini gue akan di hadirkan sebuah Danau yang suci bagi bangsa Tibetan, yang dikenal dengan nama Yamdrok Lake, dari puncak Kamba-la Pass di ketinggian 4700 mdpl


gue pun terdiam sejenak, sama seperti ketika gue ditanya sudah punya apa oleh orangtua si pacar, gue terperangah melihat perpaduan warna torquise di danau itu, mata gue perih campur sedih, persis kaya waktu gue liat foto cewe narsis di medsos yang coba ngasih tunjuk badan tambunnya dengan bikini two pieces..PERIH pake BANGET


30 menit dari Kamba-la Pass gue sudah sampai di tepi danau, dan mencoba merasakan dinginnya air tersebut, sambil berpikir untuk mencicipnya, tapi benak gue seolah menolak untuk mencobanya, dengan pendekatan yang persuasif gue meminta Jepri untuk mencoba rasa airnya, dan dia bilang bahwa rasanya Hambar !
Kaya ngeliat Mantan yang uda bawa dua anak..Hambar plus mati Rasa

Saran gue, lebih baik kalian menahan iman untuk tidak berfoto dengan Tibetan Mastiff di spot-spot gue sebelumnya, karena lebih baik untuk berfoto dengan Mastiff ketika kita sudah sampai di tepi danau, oleh karena beragamnya Tibetan Mastiff untuk berfoto bersama di spot ini, begitu juga dengan Yak, juga ada di tepi danau ini, dan juga bisa di naiki, seperti biasa harga bisa di tawar, sama seperti masa tahanan koruptor di negara ini. BISA DITAWAR


Tidak lupa gue juga meminum obat AMS di titik ini, untuk menghindari penyakit AMS, dikarenakan singkatnya masa aklimitasi gue dari 3600 mdpl langsung menuju 4700 mdpl kurang dari sehari

Dalam perjalanan gue melewati Nyang River, nampak tidak ada yang spesial dalam sungai ini, tapi ternyata sungai ini dipercayakan sebagai tempat Water Burial oleh bangsa Tibet, tempat ini adalah pemakaman bagi jenazah golongan rendah seperti pengemis dll, hal yang sama juga diberlakukan seperti Sky Burial, yaitu mayat dipotong dan di iris kecil-kecil, kemudian di buang ke sungai tanpa di taburi bawang goreng atau di oles mentega terlebih dahulu, memang terlihat sangat sadis, tetapi selain agama, budaya juga merupakan hal yang harus kita hormati,

Nampak ada beberapa gambar anak tangga di tebing-tebing pinggir sungai, hal ini dipercaya sebagai simbol bahwasanya itu adalah tangga bagi para arwah untuk menaiki anak tangga menuju Surga.
MENARIK !





Di saat siang hari kami pun berhenti di sebuah restaurant di kota Nanggatsyi, yang nampak sudah di plot oleh tour agent untuk makan di restaurant tersebut, sekedar Saran, lebih baik jujur terhadap diri sendiri, apabila restaurant itu dirasa cukup mahal, kalian bisa langsung keluar untuk mencari restaurant lain yang harganya cocok dengan dompet kalian yang sudah setipis stocking Beyonce.
Perjalanan di lanjutkan menuju kota Shigatse, tapi sebelumnya kami diberhentikan di Glacier abadi yang terkenal di pegunungan Himalaya


Sesampainya di Shigatse, kamipun langsung menuju Tashilunpo Monastery yang ditemukan oleh dalai lama I pada tahun 1447


Tempat ini juga merupakan tempat Panchem Lama Berada, siapa itu Panchen lama ?

Beliau adalah petinggi agama di Tibet setelah Dalai Lama, Konon kabar burung, bahwa Panchen Lama yang Asli telah DIBUNUH oleh pemerintahan Cina, yang kemudian di gantikan oleh Panchen Lama pilihan Pemerintah Cina, beruntunglah Dalai Lama bisa kabur ke India, sehingga beliau masih di anggap sebagai petinggi asli Bangsa Tibet

Usai dari sini pada pukul Tepat pukul 19.00 kami tiba di hotel dan langsung Cek In, sedangkan gue dan si polska di suruh menunggu, Tak berselang beberapa menit kemudian kamipun di minta masuk lewat pintu samping hotel, dan TARA!


Hotel yang disediakan bagi kami kaum setengah mampu adalah hotel dengan bangunan lama, dan menggunakan kamar mandi umum, ditemani dengan para supir ataupun para cendekiawan yang ingin menghabiskan waktu dengan para wanita penghibur, Yak ! Hotel lama ini nampaknya digunakan untuk Hotel Esek-Esek, tapi apa daya, hal ini juga merupakan pengalaman tersendiri untuk Backpacker Manis Berduit Minimalis seperti gue


Anyway,

Besok Gue sudah sampai di Everest Loh !
tunggu kelanjutan ceritanya yah, semoga kalian bersabar yah, se-sabar ngelap ingus pacar kalian yang meler setiap nonton Drama Korea

Chiaoo Bellaaaaaaa