Terhitung sudah hampir 1 tahun gue menceritakan tibet trip gue, Agustus 2014 - Juli 2015, 10 thread dan 2 orang sudah menjalani trip ini dengan tour agent yang sama, sebagai Fans Berat Inul gue merasa bahagia.
Hari ini gue masih menceritakan masa kelam gue di tanggal 19 Juni 2014, di saat gue harus bermalam di Chomolangma Sunshine Hotel di Everest Basecamp di ketinggian 5200 mdpl
Setelah gue disuguhkan dengan nasi goreng ala everest basecamp yang hambar dengan sayuran, Jepri juga memesan kopi hangat yang dihidangkan dengan air panas dan Kopi sachet tanpa diseduh !
EMEJING !
Gue berasa kaya imigran gelap Srilanka !
Dengan di iringi doa dan nyanyian lagu "jangan Menyerah" karya the nasib gue tetap berusaha menikmati makanan tersebut sambil menonton pemilik hotel menyuapi anaknya dengan tsampa yang nampak sudah tumpah bersamaan dengan liur kemudian dimasukkan kembali ke mulut anak tersebut.
Disini gue merasa sedih, walau gue ga dikhianatin pacar pada saat itu.
Penderitaan masih belum berhenti disitu, gue masih harus mendengar tangisan bayi sepanjang malam, ditambah lagi dengan kambuhnya AMS gue, badan balik kanan langsung mikirin mantan dada gue jadi sesak, balik kiri keinget gebetan yang uda 3 hari ga balas bbm gue, dada gue makin sesak, gue coba tengkurap, entah kenapa gue jadi keinget dosa, dada gue makin sesak
Gue duduk dan Puji Tuhan, gue bisa bernapas dengan lega, persis kaya dapat ucapan good morning dari pacarteman !
Gue langsung minum obat AMS + Tolak Angin berharap gue bisa mengatasi AMS ini dengan baik, tapi ibarat putus karena seligkuh ga bakal ada yang namanya bisa berakhir dengan baik - baik.
Dada gue masih Sesak, gue berkali - kali mengeluh - mengaduh - mengucap mantra sambil berharap ada yang terbangun dan memeluk gue dari belakang sambil berkata "semua akan baik-baik saja"
Tak seorangpun terbangun, gue kehabisan ide, gue mulai kehilangan akal sehat, maka terjadilah hal yang tidak di inginkan oleh pria kebanyakan, SELFIE !
Selfie saja tidak bisa menghabiskan waktu sampai matahari terbit, gue test nyali keluar dari tenda untuk mengetahui dinginnya gunung tertinggi di dunia ini, dan sensasi dinginnya luar biasa, sarung tangan di jemari nampak tidak berguna sama sekali, Jemari ini sulit sekali untuk di gerakkan, baru ini gue merasakan hal yang lebih dingin dari tatapan mantan yang melihat gue jalan dengan pacar baru
gue melihat ke atas dan melihat bintang yang bertaburan membantu bulan menyinari malam kelabu gue.
Pukul 06.00 am gue memberanikan diri untuk keluar dan melihat matahari mulai menyinari puncak everest.
Gue tertegun, sambil berkata "Akh Sudahlah, Gue sudah dapatkan apa yang gue Inginkan" Sambil tersenyum kepada Everest !
Sambil di temani Double Rainbow kami pun kembali pulang menuju Shigatse dengan jalur yang sama.
Hari ini gue masih menceritakan masa kelam gue di tanggal 19 Juni 2014, di saat gue harus bermalam di Chomolangma Sunshine Hotel di Everest Basecamp di ketinggian 5200 mdpl
Setelah gue disuguhkan dengan nasi goreng ala everest basecamp yang hambar dengan sayuran, Jepri juga memesan kopi hangat yang dihidangkan dengan air panas dan Kopi sachet tanpa diseduh !
EMEJING !
Gue berasa kaya imigran gelap Srilanka !
Membuat Tsampa |
Dengan di iringi doa dan nyanyian lagu "jangan Menyerah" karya the nasib gue tetap berusaha menikmati makanan tersebut sambil menonton pemilik hotel menyuapi anaknya dengan tsampa yang nampak sudah tumpah bersamaan dengan liur kemudian dimasukkan kembali ke mulut anak tersebut.
Disini gue merasa sedih, walau gue ga dikhianatin pacar pada saat itu.
Penderitaan masih belum berhenti disitu, gue masih harus mendengar tangisan bayi sepanjang malam, ditambah lagi dengan kambuhnya AMS gue, badan balik kanan langsung mikirin mantan dada gue jadi sesak, balik kiri keinget gebetan yang uda 3 hari ga balas bbm gue, dada gue makin sesak, gue coba tengkurap, entah kenapa gue jadi keinget dosa, dada gue makin sesak
Gue duduk dan Puji Tuhan, gue bisa bernapas dengan lega, persis kaya dapat ucapan good morning dari pacar
Gue langsung minum obat AMS + Tolak Angin berharap gue bisa mengatasi AMS ini dengan baik, tapi ibarat putus karena seligkuh ga bakal ada yang namanya bisa berakhir dengan baik - baik.
Dada gue masih Sesak, gue berkali - kali mengeluh - mengaduh - mengucap mantra sambil berharap ada yang terbangun dan memeluk gue dari belakang sambil berkata "semua akan baik-baik saja"
Tak seorangpun terbangun, gue kehabisan ide, gue mulai kehilangan akal sehat, maka terjadilah hal yang tidak di inginkan oleh pria kebanyakan, SELFIE !
Selfie saja tidak bisa menghabiskan waktu sampai matahari terbit, gue test nyali keluar dari tenda untuk mengetahui dinginnya gunung tertinggi di dunia ini, dan sensasi dinginnya luar biasa, sarung tangan di jemari nampak tidak berguna sama sekali, Jemari ini sulit sekali untuk di gerakkan, baru ini gue merasakan hal yang lebih dingin dari tatapan mantan yang melihat gue jalan dengan pacar baru
gue melihat ke atas dan melihat bintang yang bertaburan membantu bulan menyinari malam kelabu gue.
Pukul 06.00 am gue memberanikan diri untuk keluar dan melihat matahari mulai menyinari puncak everest.
Gue tertegun, sambil berkata "Akh Sudahlah, Gue sudah dapatkan apa yang gue Inginkan" Sambil tersenyum kepada Everest !
Sambil di temani Double Rainbow kami pun kembali pulang menuju Shigatse dengan jalur yang sama.
Adios Everest !
qui audet adipiscitur !
Notes :
Buat kalian yang ingin mengirim surat bisa melalui POS TERTINGGI DI DUNIA DI EVEREST BASECAMP
No comments:
Post a Comment