HARI INI GUE PULANG KE CHENGDU !
Gue senang dan bahagia banget kaya abis di balas chattingan-nya sama gebetan yang uda gue suka semenjak masih nyembah patung Doraemon.
Itu berarti gue, uda ga akan merasakan sesaknyadikhianati bernapas di ketinggian 3600 mdpl, itu juga berarti gue akan berhenti minum obat AMS, dan itu juga berarti gue bisa tidur dengan nyenyak malam ini.
Gue terbangun pagi-pagi hanya sekedar ingin menyapa Tibet untuk yang terakhir kali, ingin mengetahui ke-arifan Lokal warga sekitar, yang gue lakukan dengan berjalan.
Cukup unik dengan kendaraan yang banyak gue temukan di Tibet, mostly mereka menggunakan kendaraan bermotor dengan tenaga Listrik, disamping itu warga Tibet nampak gemar sekali memulai hari mereka dengan bercanda tawa dan bersosialisasi di Tea House.
Gue senang dan bahagia banget kaya abis di balas chattingan-nya sama gebetan yang uda gue suka semenjak masih nyembah patung Doraemon.
Itu berarti gue, uda ga akan merasakan sesaknya
Gue terbangun pagi-pagi hanya sekedar ingin menyapa Tibet untuk yang terakhir kali, ingin mengetahui ke-arifan Lokal warga sekitar, yang gue lakukan dengan berjalan.
Cukup unik dengan kendaraan yang banyak gue temukan di Tibet, mostly mereka menggunakan kendaraan bermotor dengan tenaga Listrik, disamping itu warga Tibet nampak gemar sekali memulai hari mereka dengan bercanda tawa dan bersosialisasi di Tea House.
Tak Banyak kegiatan yang gue lakukan hari ini di Tibet, gue hanya lebih banyak berbicara dalam hati, mulai dari mensyukuri terhadap apa yang sedang gue lihat sampai hari, tetapi juga bersedih karena itu berarti gue harus meninggalkan tempat ini dan kembali menjadi Zombie Metropolis di Ibukota Jakarta.
Setelah lelah perang batin untuk menentukan gue Ganteng atau Tidak, akhirnya gue memilih kembali ke Hostel untuk packing dan menuju ke bandara dan kembali ke Chengdu, kebetulan penerbangan gue pada hari itu adalah pkl 16.25 dan diperkirakan sampai pada pkl 18.20, gue pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa penerbangan sore hari sangat riskan, mengingat kabut yang sudah menutupi landasan.
Dan Naas memang, pada hari itu Penerbangan gue di CANCEL !
Gue Panik, keringat gue mulai bercucuran, gue bingung mau ngelakuin apa, duit gue tinggal sedikit, ga cukup untuk menginap di hotel, dan tampang Gue ga terlalu ganteng untuk di jual ke om-om homo di Tibet, gue memohon untuk diberikan penginapan kepada pihak maskapai, yang tentunya gue memilih petugas yang cantik, agar dia iba melihat mata nanar gue yang mulai keluar air mata campur nanah.
Puji Syukur gue diberikan penginapan yang cukup mewah untuk seorang karyawan yang masih mengandalkan Indomie untuk bertahan hidup di akhir bulan.
Sengsara membawa Nikmat
Mungkin itulah pepatah yang cocok disematkan pada peristiwa ini, lo bisa bayangin, sesampainya di Hotel, gue yang mempunyai dompet hanya berisi kwitansi dan Fotocopy tunggakan cicilan motor ini diberi makanan mewah layaknya Raja !
Tak Ayal, piring ke tiga menyudahi makan malam gue pada saat itu, gue puas, larut dalam kekenyangan duniawi.
Setiap patung pasti ada persembahannya |
Setelah makan malam gue pun langsung kembali menuju lobby untuk mendapatkan Akses Wifi, gue coba menghubungi teman-teman wanita gue hanya untuk sekedar menanyakan kabar mereka, walaupun tidak ada satupun yang membalas, tapi gue tetap senang, karena gue jadi tahu kalau mereka BELUM men-delete contact BBM gue.
Sampai ketemu di hari berikutnya yah, tungguin aja postingan gue dengan sabar, layaknya kalian yang dengan sabar menanggapi pacar yang minta putus berkali-kali hanya karena kalian masih naik motor bebek !
PAIT !
No comments:
Post a Comment