Thursday, September 24, 2015

Tibet - Chengdu #Day12

Pagi hari yang cerah 23 Juni 2014

akhirnya tibet airlines juga yang memulangkan gue kembali ke titik normal di chengdu, dengan merogoh kocek yang cukup dalam hingga 2,5 jt untuk pernerbangan ini, himbauan untuk memilih tempat duduk di jendela agar bisa melihat puncak gunung everest gue abaikan mengingat gue yang tidak mengerti bahasa mandarin dan mereka yang tidak berbahasa indonesia, membuat komunikasi kami tidak berjalan lancar, sehingga gue memilih pasrah untuk penentuan tempat duduk.

Penerbangan berjalan sangat lancar hingga gue bisa kembali ke chengdu dan di jemput oleh kakak dan ke dua keponakan gue yang ganteng dan lucu seperti cerita gue di post yang sebelumnya
Tidak memakan waktu lama kakak gue yang sangat pengertian terhadap perekonomian adiknya, langsung membawa gue makan siang dan meluncur menuju Kuanzhai Xiangzi, areal pejalan kaki yang memiliki sejarah sebagai tempat peristirahatan para tentara yang kembali dari perang di tibet pada tahun 1718 (Dinasti Qing) sementara itu terdapat sekitar 42 gang di tempat ini, akan tetapi oleh karena terjadinya perubahan ke zaman modern maka hanya tinggal 3 alley (gang) saja yang tersisa

 
 
 
Tempat ini menjadi most visit places, kalau lo datang ke chengdu, mulai dari berbagai aksesoris sampai wisata kuliner juga ada di tempat ini

Perjalanan berlanjut ke People's Park, taman kota terbesar di Chengdu, mulai dari danau, tea house, wahana bermain, berbagai pertunjukan street artis sampai tempat iklan untuk jodoh juga ada di tempat ini

Gambar di atas adalah suasana di taman jodoh people's park, kertas putih itu adalah rincian dari orang-orang yang mencari jodoh, seperti :

Nama : Ha*nggono Ka*peskiej Oka*mura
Gender : Lelaki
Status : Single
Usia : 30 tahun
Tinggi : 185 cm
Berat : 78  kg
Pekerjaan : HRD

Disetiap tiang pegumuman tersebut mempunyai satu penunggunya, bisa jadi ibunya, ayahnya, keponakan atau bahkan mantannya #ehh
sehingga pada saat ada yang ingin menanyakan kandidat tersebut bisa di akomodir dengan baik.

bayangkan kalau Jakarta memiliki satu taman yang seperti ini mungkin tidak ada lagu hashtag seperti #susahmoveon #galauberat ataupun #CLBK.

Ditempat ini juga memiliki monumen memperingati pemberontakan yang membantu memimpin kejatuhan Dinasti Qing, setelah gue browsing ternyata ini adalah salah satu dinasti asing yang memerintah Tiongkok
selain itu pertunjukan catwalk juga ada ditempat ini, mulai dari lansia sampai alay turut meramaikan catwalk ini



Selebihnya untuk menggambarkan tempat ini biarkan foto yang berbicara karena "A Picture is worth a thousand words"



Tepat 12 hari perjalanan gue hanya untuk mencapai Everest, itu berarti gue harus pulang ke tempat yang disebut "home" tempat dimana gue bisa bernafas dengan normal, bisa makan nasi padang, dan yang pasti bisa merasakan kembali kasih sayang orangtua .

"Home is not a place it's a feeling"

Setelah lebih satu tahun akhirnya tulisan ini berakhir, gue mau ngucapin terimakasih ke semua yang turut membuat perjalanan ini terjadi
Duet maut gue Jepri Leo Sitepu
Papi Mami yang support gue
Kakak Terbaik gue Sylvia Margaretha
Penulis buku yang menjadi inspirasi gue Mahendra
Teman-teman yang gue kecewakan Lia, Oryza dan Andri
Serta TUHAN yang telah memberikan gue kesempatan sehingga kehidupan gue menjadi menyenangkan

GBU MORE GUYS, SEE YOU IN ANOTHER AMAZING TRIP !