Sunday, July 26, 2015

Everest #Day10

Matahari sudah menerangi Shigatse pada tanggal 21 Juni 2014, gue melihat Handphone dan masih tidak ada yang mengucapkan selamat pagi ataupun menanyakan kapan gue pulang.
 keberangkatan kami pagi ini langsung menuju Airport, untuk mengantarkan sebagian rombongan yang memang pulang pada tgl 21.

Shigatse - Lhasa memakan waktu 5-6 Jam, kami pun melewati jalur yang sama seperti pada saat keberangkatan


Wild Yak
Shaun The sheep


 Sepanjang perjalanan kami hanya berhenti di Tasiyangse Mountain, Gunung tempat sky burial bagi warga Shigatse, yaitu ritual pemakaman unik yang hanya di miliki oleh bangsa tibet, dimana jenazah-jenazah di potong-potong, dan dibiarkan di alam terbuka agar dimakan oleh burung-burung bangkai, kebanyakan bangsa Tibet adalah Buddha yang percaya kepada proses reinkarnasi, dimana setiap orang yang meninggal tubuhnya hanyalah bejana kosong, dan akan terlahir kembali dengan wujud yang berbeda, bisa jadi manusia kembali atau bahkan menjadi Cacing di tanah, oleh sebab itu mengingatkan gue pada film 7 years in Tibet, dimana mereka tidak sekalipun berani membunuh cacing pada saat hendak melakukan pembangunan ruang belajar untuk Dalai Lama.

Latar belakang penguburan jenazah seperti ini, juga disebabkan oleh keadaan alam wilayah mereka yang sebagian besar berbatu dan minimnya pohon yang tumbuh sehingga menyebabkan sulitnya mendapatkan kayu apabila ingin diberlakukan proses kremasi

Penguburan langit ini dianggap sebagai kemurahan hati dari orang yang telah meninggal, karena mereka memberikan tubuhnya sebagai makanan untuk makhluk hidup lainnya.


Sesampainya kami di Lhasa, kami langsung mencari beberapa souvenir Yak Bones untuk nyokap gue, dan tidak lupa trademark gue sebagai backpacker Syariah, yaitu membuat Tattoo di negara atap dunia ini, yang menjadikan Studio ini adalah studio tattoo tertinggi di dunia pada 3600 mdpl

Mazmur 16:11
Akhir kata !

Apa iya lo masih duduk diam dan cuma tau Tibet dari blog gue ?

Tuesday, July 21, 2015

Everest #Day9

Terhitung sudah hampir 1 tahun gue menceritakan tibet trip gue, Agustus 2014 - Juli 2015, 10 thread dan 2 orang sudah menjalani trip ini dengan tour agent yang sama, sebagai Fans Berat Inul gue merasa bahagia.

Hari ini gue masih menceritakan masa kelam gue di tanggal 19 Juni 2014, di saat gue harus bermalam di Chomolangma Sunshine Hotel di Everest Basecamp di ketinggian 5200 mdpl

 
 
 
 

Setelah gue disuguhkan dengan nasi goreng ala everest basecamp yang hambar dengan sayuran, Jepri juga memesan kopi hangat yang dihidangkan dengan air panas dan Kopi sachet tanpa diseduh !

EMEJING !

Gue berasa kaya imigran gelap Srilanka !

Membuat Tsampa
 

Dengan di iringi doa dan nyanyian lagu "jangan Menyerah" karya the nasib gue tetap berusaha menikmati makanan tersebut sambil menonton pemilik hotel menyuapi anaknya dengan tsampa yang nampak sudah tumpah bersamaan dengan liur kemudian dimasukkan kembali ke mulut anak tersebut.
Disini gue merasa sedih, walau gue ga dikhianatin pacar pada saat itu.

Penderitaan masih belum berhenti disitu, gue masih harus mendengar tangisan bayi sepanjang malam, ditambah lagi dengan kambuhnya AMS gue, badan balik kanan langsung mikirin mantan  dada gue jadi sesak, balik kiri keinget gebetan yang uda 3 hari ga balas bbm gue, dada gue makin sesak, gue coba tengkurap, entah kenapa gue jadi keinget dosa, dada gue makin sesak

Gue duduk dan  Puji Tuhan, gue bisa bernapas dengan lega, persis kaya dapat ucapan good morning dari pacar teman !

Gue langsung minum obat AMS + Tolak Angin berharap gue bisa mengatasi AMS ini dengan baik, tapi ibarat putus karena seligkuh ga bakal ada yang namanya bisa berakhir dengan baik - baik.

Dada gue masih Sesak, gue berkali - kali mengeluh - mengaduh - mengucap mantra sambil berharap ada yang terbangun dan memeluk gue dari belakang sambil berkata "semua akan baik-baik saja"

Tak seorangpun terbangun, gue kehabisan ide, gue mulai kehilangan akal sehat, maka terjadilah hal yang tidak di inginkan oleh pria kebanyakan, SELFIE !

 
 

Selfie saja tidak bisa menghabiskan waktu sampai matahari terbit, gue test nyali keluar dari tenda untuk mengetahui dinginnya gunung tertinggi di dunia ini, dan sensasi dinginnya luar biasa, sarung tangan di jemari nampak tidak berguna sama sekali, Jemari ini sulit sekali untuk di gerakkan, baru ini gue merasakan hal yang lebih dingin dari tatapan mantan yang melihat gue jalan dengan pacar baru
gue melihat ke atas dan melihat bintang yang bertaburan membantu bulan menyinari malam kelabu gue.
Pukul 06.00 am gue memberanikan diri untuk keluar dan melihat matahari mulai menyinari puncak everest.


Gue tertegun, sambil berkata "Akh Sudahlah, Gue sudah dapatkan apa yang gue Inginkan" Sambil tersenyum kepada Everest !

Sambil di temani Double Rainbow kami pun kembali pulang menuju Shigatse dengan jalur yang sama.

 
 
 


Adios Everest !
qui audet adipiscitur !

 

Notes :
Buat kalian yang ingin mengirim surat bisa melalui POS TERTINGGI DI DUNIA DI EVEREST BASECAMP