Monday, October 6, 2014

Chengdu - Tibet - Everest #Day3

Pagi itu di kereta menuju Tibet pkl 09.00, gue disuguhkan dengan pemandangan infrastruktur kota-kota kecil di Cina, yang membuat gue terkagum akan meratanya pembangunan di seluruh Cina.

Gue pun mengawali pagi ini dengan berusaha berbicara dengan roommates gue selama di kereta, karena bagi gue esensi dari sebuah perjalanan adalah pengalaman dan pertemanan.
Roommates gue adalah sepasang suami istri dan seorang anak lelakinya yang sudah remaja.

Dengan ramah gue mencoba menyapa anaknya yang nampak sedang sibuk mencampur cairan pembersih porselen ke dalam mie ayahnya.

" Hi, Good morning " Sapa gue dengan senyuman


" 泳衣 夏裝 短T恤 小米移動電源 韓國新款雨靴 迷你裙 吊帶褲 比堅尼 涼鞋 平底膠鞋 更 " Jawabnya sambil menyodorkan tangannya


" Oh, OK !  My Name is Oka, from Indonesia " lalu kami pun bersalaman


Sambil mengenggam tanganpun dia kembali berbicara " 欧洲站秋装新款长袖七分袖女装显瘦修身气质蓬蓬裙印花连衣裙"


" Are you Chinese or Tibetan ? "  gue mencoba bersabar dan tetap melangsungkan komunikasi


Diapun menjawab "为顾客提供高品质宝贝,最优惠的价格,高端的服 "


Gue "Hah ?............."


Tak lama kemudian, gue langsung jatuh dan pura-pura mati untuk menghentikan pembicaraan
Pagi ini beberapa kali kereta berhenti, di kesempatan ini gue membeli beberapa kaleng beer untuk sekedar melepas dahaga, Jepri pun masih nampak sangat sibuk dengan rokoknya di perbatasan gerbong kereta.
perhentian yang tidak lebih dari 5 menit, sehingga tidak memungkinkan bagi gue untuk berjalan jauh, perihal lainnya, adalah lo bisa membeli buah dengan harga yang tidak begitu mahal di setiap drink stall yang berada hanya beberapa langkah dari pintu kereta.

 
 
Di saat siang hari gue mencoba menu makanan di kantin yang tersedia di ujung kereta, sehingga lo harus melewati beberapa gerbong dengan kelas yang berbeda - beda sebelum menemukan gerbong kantin, di dalam kereta ini terbagi menjadi 3 kelas

From-To
Distance (km)
Hard Seat Price
Hard Sleeper Price
Soft Sleeper Price
Chengdu Lhasa
3360
331 Y (US$42)
712 Y (US$96)
1,104 Y(US$138)

Hard Seat
Hard Sleepers
Soft Sleepers

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara Soft sleeper dengan Hard sleeper, hanya di kompartemennya terdapat 6 bed untuk Hard Sleeper dan 4 bed untuk Soft Sleepers, dan akan lebih baik menggunakan pesawat seharga 1323 Rmb untuk one way bila dibandingkan dengan kereta Soft sleepers dengan selisih harga 200 Rmb saja, berbeda halnya apabila lo ingin melakukan proses Aklimatisasi terlebih dahulu, fasilitas free electricity juga berlaku untuk kelas soft dan hard sleeper, karena lo juga akan disediakan hall untuk sambil duduk dan men-charge di setiap 2 meja.

 
Sesampainya di kantin, tidak ada pilihan selain makanan set seharga 25 yuan, menu ini adalah menu pegawai kereta yang notabenenya beragama non-muslim, sehingga bisa di pastikan ini adalah makanan non halal

Fyi, pilihan lainnya lo bisa membeli makanan dari penjual makanan keliling di dalam kereta yang hanya berkisar sekitar 10 - 15 Yuan

Tibet Railway Map
Menjelang sore hari sudah banyak gunung tinggi menjulang menutupi cahaya matahari, Dari kejauhan gue melihat pegunungan hijau yang tinggi dengan titik - titik putih di atasnya, sungguh mengesankan begitu gue melihat lebih dekat itu adalah segerombolan domba yang nampak dilepas begitu saja bersanding dengan kumpulan Yak berwarna hitam

Gerombolan Domba Merah
Gerombolan Yak
Gue dan Jepri saling bertatapan dan tersenyum bahagia, karena telah menjadi saksi hidup betapa indahnya dunia yang telah diciptakan TUHAN, tak lama berselang kami kembali terhening dan bermain dengan imajinasi kami
Bahagia itu soal hati, tidak ada patokan atau takaran yang sama bagi setiap orang.

Di saat yang lain berbahagia dengan kendaraan, rumah dan alat penunjang gengsi lainnya, kebahagiaan bagi gue hanyalah duduk terdiam dan mensyukuri setiap inchi dari ciptaanNya

Namtso Lake
Namtso Lake
Waktu berselang dan tanpa tersadar malam sudah mulai menyelimuti pegunungan himalaya pada hari itu, gue pun kembali ke tempat tidur, meminum satu kaleng bir sambil membaca kembali buku "Perjalanan ke Atap Dunia" karya Daniel Mahendra untuk yang ke dua kalinya sekaligus untuk mengingat kembali bayangan atmospehere pada saat pertama kali gue terinsprasi untuk pergi ke tempat ini


Sampai redupnya lampu kereta memberitahukan bahwa waktu sudah menunjukkan pkl 22.00, dan itu berarti waktu yang terbaik bagi gue untuk pergi ke toilet untuk sekedar membersihkan muka dan sikat gigi walaupun tanpa mandi, karena pada waktu tersebut petugas membersihkan toilet, yang menjadikannya toilet terbersih sepanjang perjalanan gue menuju Tibet, buat lo yang ga mau menyesal seumur hidup, gue sarankan untuk membawa Tissue basah, Tissue kering dan buku pramuka.

Untuk berjaga-jaga kalau tissue basah dan kering lo habis, lo masih ada lembaran kertas buku pramuka buat cebok. #Jengjet


No comments: